Senin, 09 Februari 2009

Akhirnya Kembali Ke Awal

Setelah berlalu lalang selama bertahun-tahun kita pulang. Ya, Pulang ke rumah manis yang sekarang kamu tempati. Rumah mungil dengan pagar bercat warna hijau toska. Aku paling benci warna hijau toska yang diaplikasikan pada pagar, tapi itu yang ngecat bukan aku, melainkan ayahmu.. sering protes sih, dan satu-satunya pembelaan yang selalu keluar darinya adalah 'waktu itu lagi ngetrend'. Maklum, sewaktu rumah itu dipugar, aku belum bertemu dengan ayahmu, hihihi. Kebayang nggak sih nak, tembok warna ivory, warna cat lis cendela dan pintu kuning muda, tembok aplikasi bata merah dan ditambah taburan batu alam di sekitar bawah dinding kanan kiri..hemh campur-campur deh, sampe silau ngeliatnya. Untuk pemilihan warna interior dan eksterior rumahmu kelak, jangan harapkan selera ayah dapat membantu yah..hehehe..

Rumah kita berantakaan banget sewaktu tidak ditinggali. maklum, tahun 2007 lalu ada banjir besar yang membuat perumahan Duta Indah tenggelam. Air sempat masuk ke rumah dengan ketinggian sepinggang. Sungai kecil di dekat kita itu ternyata jalur sungai besar dari Bogor. waktu itu sistem drainase perumahan Dutin kurang mendukung sehingga air bah kiriman tersebut menyebabkan tanggul pengaman jebol. Aliran air seperti sungai masuk ke jalanan kompleks. Untungnya aku dan ayahmu tidak tinggal disana, karena memang waktu itu kita ngontrak di Tanjung Barat, Pasar Minggu, karena aku masih kuliah di Depok, sehingga memang sengaja mencari yang lebih gampang dan murah akses angkutannya.

Rumah masih berantakan setelah 2 tahun kemudian.

Awal Januari 2009 kita membuat resolusi. Ngebenerin rumah Dutin agar menjadi layak untuk ditinggali. beberapa plafon banyak yang copot karena lapuk dimakan bocoran air kiriman dari atap. Tapi secara keseluruhan tidak terlalu buruk. Hanya tinggal di pel karena lantainya berwarna merah, tanah kering bawaan banjir 2 tahun lalu. Nah, atas pertimbangan tersebut sabtu tanggal 7 Februari 2009 lalu kita nekat bedol kota deh. pindah dari tengah ke pinggiran.

Kerja bakti ngebersihin rumah. duh peeegelll banget. nyapu garasi, nyikatin lantai garasi, ngepel, nyikatin dinding bekas banjir, nyuci baju, mindahin bekas2 sampah dan tumpukan batu..capeee..tapi bonusnya menyenangkan. rumahnya jadi cantik (diluar warna ngejengjrong di depan yah..) tapi blm sanggup semua diberesin. lantai tengah dan dapur belum. Masih dalam keadaan kotor-kotor tanah diruamgan dapur dan tengah aku dan ayahmu memulai aktifitas kita senin pagi. Mandi dengan air yang dingin, naik becak, kehujanan, naik kendaraan berdiri dan baru sampai kantor 2 jam kemudian.

Kita tidur di ruangan depan, gelar 2 kasur yang luas. Selama setahun 2 bulan cuma pakai 1 kasur kecil -fasilitas dari kos- berdua. Sekarang balas dendam. Ruangan depan emang sengaja di bersihin duluan, karena emang buat tempat istirahat dan tidur, hehehe, jadi udah nggak kaget lagi kalo lagi jalan di tiba-tiba pas-pasan sama tetangga satu flat, binatang berkaki banyak warna coklat, mba dan mas kecoa.

Pokoknya seru deh. Karena terlalu cape, kita nggak terlalu merhatiin lagi deh mau tidur dimana aja. Yang penting kasurnya lebaaar. Udaranya juga masih segar, anginnya semilir. Setelah lelah kerja bakti kita duduk di depan, makan jagung rebus yang kebetulan lewat dan minum kopi. Bahagia.

Hidup adalah sebuah proses..nikmati perjalananmu, jangan buru-buru..